Kamis, 25 Januari 2024

SEJARAH dan DINAMIKA WAYANG KANCIL | Ki Eddy Pursubaryanto | ADA TAMU



Di antara banyak kekayaan ekspresi seni pertunjukan di Nusantara, ada seni pedalangan / wayang yang sangat unik dan menarik. Dan diantara aneka jenis wayang yang populer, ada satu yang mungkin tidak sepopuler lainnya : WAYANG KANCIL.

Wayang Kancil adalah seni pedalangan wayang kulit yang mana tokoh-tokoh yang dikisahkan adalah tokoh-tokoh binatang dengan si Kancil sebagai tokoh utamanya. Berbeda dengan lagu Si Kancil Anak Nakal yang menempatkan kancil sebagai binatang yang merugikan, dalam kebanyakan kisah wayang kancil justeru kancil adalah tokoh solutif yang selalu berusaya menemukan jalan keluar atas berbagai permasalahan. Menurut beberapa sumber, Wayang Kancil sudah ada sejak masa Sunan Giri, dan digunakan oleh sang Sunan untuk berdakwah. Namun data-data kesejarahan ini sebenarnya cukup sedikit (atau belum banyak yang menelitinya). 

Adalah pak Eddy Pursubaryanto, seorang praktisi seni pedalangan yang tinggal di Perum Minomartani dan aktif berkegiatan di Balai Budaya Minomartani yang pernah coba meneliti wayang kancil di masa modern. Pak Eddy belajar wayang kancil di tahun 80-an akhir bersama maestro wayang kancil Ki Ledjar Subroto (Mbah Ledjar). Bersama mbah Ledjar Pak Eddy berusaha mempopulerkan wayang kancil terutama melalui berbagai kesempatan mendalang di Balai Budaya Minomartani maupun di UGM, almamater tempat beliau mengabdi. Ketertarikannya pada wayang kancil mendorong beliau yang Sarjana Sastra Inggris untuk melanjutkan S2 di bidang kajian seni pertunjukan dan memilih penelitian dinamika wayang kancil sebagai tesis magisternya. 

Simak tuturan Pak Eddy secara lengkap di podcast Youtube ADA TAMU. Klik Di Sini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar