Sabtu, 17 Februari 2024

DANCELOG, Program Podcast untuk Tari

 

Setelah meluncurkan program podcast ADA TAMU di kanal Youtube Balai Budaya Minomartani, Adisukma Inisiatif meluncurkan kembali satu program Podcast baru, DANCELOG.

Dancelog adalah podcast yang dikhususkan pada wacana dan perkembangan tari kontemporer. Dijalankan sebagai bagian dari Paradance Platform, Dancelog dibawakan oleh host Nia Agustina, yang merupakan pengelola program Paradance Platform. Di Dancelog Nia akan berbincang dengan para pelaku tari kontemporer utamanya para koreografer, namun tidak menutup pula kemungkinan untuk menghadirkan penari, produser, dramaturg, kritikus dan lainnya. 

Dalam praktek kerjanya, Dancelog bekerja bersama tim dari Balai Budaya Minomartani dan RGB Production. 

Para pemirsa dapat menyimak materi-materi podcast Dancelog di kanal youtube Paradance Festival. 

Kamis, 25 Januari 2024

SEJARAH dan DINAMIKA WAYANG KANCIL | Ki Eddy Pursubaryanto | ADA TAMU



Di antara banyak kekayaan ekspresi seni pertunjukan di Nusantara, ada seni pedalangan / wayang yang sangat unik dan menarik. Dan diantara aneka jenis wayang yang populer, ada satu yang mungkin tidak sepopuler lainnya : WAYANG KANCIL.

Wayang Kancil adalah seni pedalangan wayang kulit yang mana tokoh-tokoh yang dikisahkan adalah tokoh-tokoh binatang dengan si Kancil sebagai tokoh utamanya. Berbeda dengan lagu Si Kancil Anak Nakal yang menempatkan kancil sebagai binatang yang merugikan, dalam kebanyakan kisah wayang kancil justeru kancil adalah tokoh solutif yang selalu berusaya menemukan jalan keluar atas berbagai permasalahan. Menurut beberapa sumber, Wayang Kancil sudah ada sejak masa Sunan Giri, dan digunakan oleh sang Sunan untuk berdakwah. Namun data-data kesejarahan ini sebenarnya cukup sedikit (atau belum banyak yang menelitinya). 

Adalah pak Eddy Pursubaryanto, seorang praktisi seni pedalangan yang tinggal di Perum Minomartani dan aktif berkegiatan di Balai Budaya Minomartani yang pernah coba meneliti wayang kancil di masa modern. Pak Eddy belajar wayang kancil di tahun 80-an akhir bersama maestro wayang kancil Ki Ledjar Subroto (Mbah Ledjar). Bersama mbah Ledjar Pak Eddy berusaha mempopulerkan wayang kancil terutama melalui berbagai kesempatan mendalang di Balai Budaya Minomartani maupun di UGM, almamater tempat beliau mengabdi. Ketertarikannya pada wayang kancil mendorong beliau yang Sarjana Sastra Inggris untuk melanjutkan S2 di bidang kajian seni pertunjukan dan memilih penelitian dinamika wayang kancil sebagai tesis magisternya. 

Simak tuturan Pak Eddy secara lengkap di podcast Youtube ADA TAMU. Klik Di Sini.

ADA TAMU, Inisiatif baru



Satu lagi inisiatif terbaru dari Adisukma Inisiatif. Kali ini, kita merintis inisiatif baru berupa sebuah program talkshow/podcast youtube berjudul "ADA TAMU". Program ini berupa acara bincang santai antara host (Ahmad Jalidu) dengan tamu dari kalangan kreatif seperti seniman, sastrawan, budayawan, pelaku ekonomi kreatif atau persona-persona inspiratif lainnya. 

Melalui ADA TAMU, kita ingin mempromosikan hal-hal baik berupa pengetahuan tertentu maupun sisi inspiratif dari perjalanan hidup seseorang. Program ini disiarkan melalui KANAL YOUTUBE : BALAI BUDAYA MINOMARTANI. 

Selasa, 18 Agustus 2020

BEASISWA MINI

 

 

BEASISWA MINI adalah program dukungan sederhana yang dijalankan oleh Adisukma Inisiatif (diberdayakan oleh Penerbit Garudhawaca dan Sumbangan Personal). Beasiswa ini memberikan dukungan bagi seniman (utamanya) muda yang membutuhkan bantuan dana kecil untuk peningkatan kapasitas seperti :

  • Pembelian Buku
  • Mengikuti Workshop/Seminar berbayar
  • Akomodasi lokal
  • dsb

CARA MENGAKSES

Mengirimkan data :

  • NAMA
  • ALAMAT
  • KOMUNITAS/Kelompok SENI (JIka Ada)
  • PROFIL singkat dan link medsos
  • Menyampaikan secara singkat kebutuhan dukungan (pembelian buku (sebutkan judul), judul acara seminar/workshop) dsb

    Kirim melalui WhatsApp ke 08562856610 (Jali) atau 08562571022 (Nia)

    CATATAN : Program ini untuk saat ini memang masih benar-benar mini. Rata-rata dukungan yang diberikan hanya sebatas untuk pembelian 1-2 buku atau mengikuti seminar/workshop untuk satu peserta. Ada kalanya jika dana kas kosong maka dukungan tertunda. Mohon maklum. PASTIKAN ANDA MEMANG BENAR-BENAR Membutuhkan bantuan.

 

Minggu, 18 Agustus 2019

Paradance ke-25


Paradance edisi #25, akan menghadirkan karya-karya seni gerak dan tari dari para pengkarya muda Indonesia:
  • AHMAD SUSANTRI (Liwa, Lampung)
  • BOLOTS DANCE THEATRE (Surabaya, Jawa Timur)
  • DEVINTRI (Purwodadi, Jawa Tengah)
  • Nyai DADAK PURWO (Banyuwangi, Jawa Timur)
  • PANJI PRAMAYANA (Tegal, Jawa Tengah)
  • THEODORA MELSASAIL (Maluku)
Saksikan acara ini dengan GRATIS pada
Minggu 25 Agustus 2019 jam 19.45 WIB – Selesai
di Balai Budaya Minomartani, Tegalrejo, Minomartani, Ngaglik, Sleman.

Acara ini diselenggarakan atas dukungan ADISUKMA INISIATIF, Balai Budaya Minomartani, Penerbit Garudhawaca dan Gelaran.id

Rabu, 20 Februari 2019

Paradance ke-23


Paradance edisi ke-23 akan digelar 24 Februari 2019 jam 19.45 di Balai Budaya Minomartani (scan QR Code pada gambar poster).

Kali ini akan tampil 6 karya dari 6 koreografer dan kelompok yaitu:
Adi TakTong dari Jombang
Ika Mendes dari Malang
J.A.M dari Kendari
Komunitas Bung dari Jogja
Maywinda Ciptari dari Blitar
Sismania Desytha dari Jakarta

Pertunjukan ini terbuka untuk umum dan Gratis. Terselenggara atas kerjasama dan dukungan dari Adisukma Inisiatif, Balai Budaya Minomartani, Penerbit Garudhawaca, Gardabuku.com dan Gelaran.id

Sampai jumpa..

Selasa, 20 Februari 2018

Paradance ke-19




Paradance ke-19 akan digelar pada 25 februari 2018 mulai jam 19:45 WIB. Kali ini ada 8 koreografer yang mempresentasikan karya mereka. Mereka adalah :

Antha Albietwo (Kalimantan Barat)

Dalam rentang waktu 2004 sampai 2016 aktif sebagai penari dalam beberapa karya baik di dalam maupun di luar negri diantaranya,
Menjadi salah satu penari dalam karya "Cekrek" karya Joko Sudibyo, ditampilkan sebagai salah satu nomor dalam stage "Emerging Choreographers" di Indonesia Dance Festival di Jakarta, 2010. Sebagai penari dalam drama musikal "Laskar Dagelang" di Taman Ismail Marzuki Jakarta 2011. Tergabung dalam program Hibah Seni bersama tim Institut Seni Indonesia Yogyakarta ke Srilanka, 2011. Juga menjadi penari dalam konser Jogja Hiphop Foundation Noumea and Sydney Tour 2016.
Antha juga mencipta beberapa karya tari yang pernah ia tampilkan di beberapa kesempatan seperti : Pekan Seni Budaya Dayak Kalimantan di Yogyakarta, Festival Kesenian Indonesia di Taman Budaya Surakarta, Jogja International Street Performance, Sepatu Menari Spectacular, Festival Asia Tri, dan juga pertunjukan yang ia kreasikan sendiri.

Densiel Lebang (Makassar)

Perempuan berumur 22 tahun ini baru saja lulus dari jurusan tari di Institut Kesenian Jakarta. Densiel Prismayanti Lebang aktif bekerja sama dengan beberapa korografer seperti Sardhono W. Kusumo, Hartati, Maria Bernadeth, Yola Yulfianti, dan lain lain. Selain itu, Densiel atau lebih akrab disapa Enci, sering berkolaborasi dengan seniman-seniman lintas disipliner. Dia juga tercatat sebagai salah satu Founder dan Art Director di EE – Production, di mana di dalamnya berisi generasi muda yang mempunyai semangat tinggi untuk terus berkarya. Baru-baru ini dia menerima hibah seni inovatif Yayasan Kelola dengan karyanya yang berjudul #NEEDMOREINTERACTION.

Ferry C Nugroho (Malang)

Lahir di Jember, 1 Pebruari 1990. Saat ini sedang menempuh studi di Program Studi Penciptaan Seni Pascasarjana Institut Seni Indonesia Surakarta. Mengawali proses berkesenian di Malang semenjak awal masuk kuliah di Program Studi Pendidikan Seni Tari dan Musik Universitas Negeri Malang. Mendirikan “Obah Dance Laboratory” sejak tahun 2014 hingga saat ini, memiliki program-program yang bertujuan untuk mengembangkan potensi seniman muda di Kota Malang. Tahun 2016 Ferry terpilih untuk mengikuti workshop riset artistik Indonesia Dance Festival di Malang, Sasikirana Dance Camp di NuArt Sculpture Park Bandung dan menjadi salah satu peserta Pengiriman Pegiat Budaya ke Selandia Baru oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Karya yang sudah pernah dipentaskan antara lain “Payung Rindu” (2013), “Bising” (2013 & 2014), “Awal”(2014), “Ayah” (2015), “Hasut” (2016), “Me(thod)”(2017), “Nirmala”(2017) dan “Jerat” (2017). Karya-karyanya tidak hanya dipentaskan di kota Malang saja, ada beberapa karya yang dipentaskan di Surakarta, Yogyakarta, dan Sumenep.
Di Malang, ia juga menginisiasi sebuah event/platform pertunjukan tari bagi pegiat pertunjukan di Malang dan sekitarnya bernama "Pentas Woles" yang sudah terselenggara 4 kali sejak 2013.

Greatsia Y Yunga (Halmahera Barat)

Lahir di Worat-Warit, 18 September 1995, berasal dari desa Worat-Worat, kecamatan Sahu, kabupaten Halmahera Barat, provinsi Maluku Utara. Pengalaman berkesiniannya antara lain:Mengikuti festival di Malaysia tahun 2013, Indonesia Dance Festival (IDF) 2014, TPAM di Yokohama Jepang 2015, Tour Asia, Europa dan Australia tahun 2015 - 2017, dan sebagai salah satu perwakilan Indonesia di Europalia Festival di Belgia 2017.

Hangga Uka (Jogja)

Pria kelahiran Yogjakarta ini mengawali dunia tari dari besik tradisi dan tergabung dalam organisasi tari klasik suryo Kencono . Di tahun 2017 mendapatkan kesempatan untuk residensi Seniman Pasca terampil di PSBK. Hangga Uka berkolaborasi dengan seniman teater, senirupa, dan lighting desainer menciptakan karya berjudul "Sampai Hari Ini " dan dipentaskan di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta. Di bulan Juli 2017 Hangga mementaskan karya interdisiplin dalam acara jagongan wagen PSBK dengan judul karya "Dara Pati".
Selain membuat karya pertunjukan Hangga UKA juga menciptakan karya seni rupa dan pada bulan Oktober menyelenggarakan pameran Seni rupa Tumbuh bersama PSBK dan seniman SPT berjudul "Aliansi Aku/Kamu/dia/Mereka" Dan di bulan April dengan judul "Maya X Nyata".
Bulan Desember kemarin Hangga Uka di beri kesempatan merespon karya instalasi senirupa karya Takusno berjudul "Matinya Seekor Harimau" dalam gelaran Bienale Jogja bersama Ari Dwiyanto & Jamaluddin Latif. Ia juga pernah berkesempatan mengikuti festival adat di Kutai Kartanegara, Lampung dan Bali.

Muhammad Yusuf (Pemalang)

Pengalaman ketubuhan yang didapat sebagai seorang penari Lengger sejak SMK, dan memang sedari masa SD sudah mencintai kesenian tradisional khusunya pesisiran kulon (Banyumas, Purbalingga, Pemalang, dll). Latar belakang pendidikan seni sejak SMK dengan mengambil jurusan tari lulus tahun 2013, kemudian studi S1 di ISI Surakarta lulus tahun 2017, dan saat ini sedang mengambil program magister penciptaan seni tari di ISI Surakarta. Selain mencipta karya untuk tugas akhir kuliahnya, ia juga tampil di beberapa acara seperti : International Rain Festival 2015, Gelar Karya Koreografer Muda Taman Budaya Jawa Tengah 2016, Tidak Sekedar Tari 2016.

Widi Clepret (Jogja)

Widi Pramono, Lahir di Gunung Kidul 4 Juni 1996. Widi aktif dalam berkesenian semenjak masuk SMK 1 Kasihan Bantul, yang merupakan sekolah kejuruan seni di Yogyakarta. Widi mulai berkecimpung dalam dunia seni profesional semenjak duduk di kelas III SMK. Widi sangat lekat dengan ketubuhan tradisi Yogyakarta dalam setiap jejak eksperimen tubuhnya. Dia juga merupakan pendiri acara KOSAKATA TUBUH merupakan wadah para penari tunggal untuk mengekpresikan karya mereka yang non-konfensional. Widi pernah terlibat sebagai penari dari beberapa koreografer ternama, seperti : Martinus Miroto, Didik Nini Thowok , Anter Asmorotejo, Setyastuti dan Y Subowo sejak 2015-2017.

Yurika Meilani (Banjarnegara)

Dalam berproses dan menjalani ketubuhannya dalam berkarya Yurika sadar betul kalo ketubuhannya memiliki kekurangan dalam berbagai teknik kepenarian. Alhasil Yurika menjadikan itu sebagai motivator penyemangat dia untuk mengembangkan sudut pandang lain akan sebuah proses karya tari.
Karya-karya yang pernah digarapnya antara lain: Amerta (2014 dan 2015), Rupa Loro (2015), Batir (2015), Panguripan (2016), WA (2016), Lesbi (2016), sel (2017), Rambu Rambut ( 2017), Hair Speech (2017)


Paradance diselenggarakan sebagai sebuah ruang terbuka unjuk karya bagi para pencipta karya pertunjukan berbasis gerak tubuh. DIselenggarakan setiap bulan genap sejak 2014. Jika Anda berkenan mendukung kegiatan nirlaba ini, silakan memencet menu DONASI di bar atas blog ini.




Sabtu, 03 Februari 2018

Worshop Ketubuhan : Tubuh Aksi - Tubuh Yang Bicara

Paradance Klub Belajar, sebuah program dari Paradance didukung Adisukma Inisiatif akan menyelenggarakan workshop Ketubuhan bertema "Tubuh Aksi - Tubuh Yang Bicara". Workshop ini akan menawarkan praktik latihan dan eksplorasi tubuh dalam upaya meningkatkan elastisitas daya cipta gerak tubuh.
Workshop akan dipandu oleh Whani Darmawan, seorang aktor dan pelatih seni peran berbasis tubuh. Salah satu keunikan workshop ini juga adalah kehadiran pemandu workshop yang bukan dari kalangan praktisi tari. Diharapkan hal tersebut dapat memperkaya pengetahuan para penari/koreografer muda dan memberikan pengalaman bekerja lintas genre seni pertunjukan.

Program ini akan dilaksanakan pada Sabtu 3 Maret 2018 mulai pagi hari hingga sore hari di Omah Kebon Nitiprayan Guesthoure, Dusun Nitiprayan, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul. Untuk mengikuti workshop ini, para peserta harus mendaftarkan diri melalui chat WhatsApp ke 0856 2571 022 dengan menyebutkan NAMA/Tgl Lahir/Alamat kemudian membayar biaya workshop sebesar Rp 80.000.
Peserta akan mendapat fasilitas snack, makan siang dan sertifikan bagi yang membutuhkan. Workshop ini adalah kerja bersama Adisukma Inisiatif dengan WhaniDProject dan Omahkebon Nitiprayan Guesthouse.


Selasa, 19 September 2017

Folkamartani #5



FOLKAMARTANI, adalah inisiatif ruang untuk bercerita lewat lagu... balada-balada rakyat dan manusia, ditembangkan dengan sederhana...

Edisi #5 akan menampilkan :
-- Anggi Satoko Saputro
-- Doni Suwung
-- FADE
-- INTUISI Musik Puisi (Magelang)
-- Jump4one
-- Nisa Winartha
-- Zuhdi Sang

Mari, santai menyimak sambil bercengkerama di Folkamartani #5, di Balai Budaya Minomartani, 22 September 2017 jam 19.45

Digelar oleh GMT Jogjadrama dan Balai Budaya Minomartani II didukung Adisukma Inisiatif dan Penerbit Garudhawaca.

Senin, 21 Agustus 2017

Segera, PARaDANCE #16...

Undangan Terbuka Menghadiri PARaDANCE #16.


Paradance Festival edisi ke-16 akan segera digelar. Kali ini, ada 9 penampil yang sudah mencatatnkan diri turut serta. Ini adalah yang terbanyak dalam satu edisi sejak edisi pertama 3 tahun lalu.Kesembilan peserta adalah berikut ini. :

  • ARBINUR - Bandung
  • BRAVERY Dancer - Jogja
  • MAGNUM ARKAN (Mugi Dance) - Sukoharjo,
  • NOVIANTI - Jakarta
  • SYAH FITRI KEN R - Sragen
  • TRI PUTRA MAHARDIKA - Jambi
  • TUTU CLUB Universitas Sanata Dharma - Jogja
  • WISNU DERMAWAN - Temanggung
  • YANDE OPLONK & YOGA ADITYA - Bali
Yang istimewa dari PARaDANCE #16 ini adalah, turut sertanya Magnum Arkan. Ia memang di kategori anak. Namun ia adalah anggota dari Mugi Dance Sukoharjo sekaligus putra dari Mugiyono Kasido, seorang penari kontemporer senior Indonesia yang tinggal di Kartasura, Sukoharjo. Meski bukan pak Mugi yang tampil, tetapi hadirnya Magnum Arkan memberi fakta bahwa keberadaan Paradance juga diapresiasi oleh koreografer senior sekelas Mugiyono. Tidak hanya Magnum, Pak Mugi juga mengirim Yande Oplonk dan Yoga Aditya, dua koreografer muda dari Bali yang saat ini sedang melakukan residensi belajar di sanggar Mugi Dance.

Menarik? Ya... kalau begitu mari datang dan mengapresiasi mereka. PARaDANCE #16 akan diselenggarakan di Balai Budaya Minomartani pada 27 Agustus 2017 mulai jam 19.30 WIB.

Pertunjukan ini gratis dan terbuka untuk umum. 

Jumat, 21 Agustus 2015

Salam Adisukma

Salam.

Blog ini adalah blog halaman informasi untuk program Adisuka Inisiatif. Silakan jelajahi laman kami dan jika berminat menghubungi kami, kami sangat terbuka untuk saling mendukung satu sama lain.